Deskripsi
Semasa hidupnya Chairil Anwar tidak pernah dihargai oleh para kritikus. la dianggap seniman yang bombastis, liar, dan penyair yang merusakkan nilai sastra dengan bahasa yang lugas tanpa dihias-hias. Tetapi setelah ia wafat, semua kritikus memujinya dan mengakuinya sebagai pelopor pembaruan seni sastra di Indonesia.
Sebagai penyair saya justru kagum kepada kemampuannya mempergunakan bahasa yang sangat dekat dengan bahasa percakapan sehari-hari. Untuk masyarakat kita yang suka bahasa basa-basi dan ungkapan yang penuh tata rias, ungkapan Chairil Anwar mengandung obat kesegaran yang mendekatkan kita kepada aktualitas kehidupan dan kristal perenungan yang jernih dari batin dan pikiran sang penyair.
Tidak mengherankan apabila Sjuman Djaya tertarik untuk menulis sebuah skenario tentang hidup Chairil Anwar. la menganggap bahwa setiap kenangan akan kehadiran sang penyair dan setiap pembacaan kembali sajak-sajaknya akan selalu menggugah dinamika di dalam kehidupan.
Ulasan
Belum ada ulasan.