Deskripsi
Bahasa politik menguatkan perlawanan kelompok-kelompok Islam yang semakin sporadis terhadap AS. Di Irak, Palestina, Pakistan, Iran dan di beberapa negara lain, sentimen anti Amerika mengumpal. Namun bahasa politik terorisme adalah pedang bermata dua. Ia bisa menghanguskan para teroris, oposan, anarkis bahkan demonstran, tetapi juga melahirkan perlawanan tanpa kesudahan.
Fundamentalisme, radikalisme dan terorisme harus disikapi sebagai upaya untuk mengisi kehampaan nurani yang kelewat rasional-logis ilmiah dan keterlaluan. Merupakan perlawanan akibat ketiadaan keadilan yang menyeluruh.
“Apakah bahasa politik dan psycho-hermeneutic menjadi pisau bermata kembar yang tajam sebagai alat pembunuh Tuhan–agama–kitab suci? Bisa jadi jawabannya ada di buku ini.” – Koran Tempo
“Yudhie menyatakan dalam menginterpretasikan agama, manusia sering kali menerima sampah dan kutuknya. Sampah ialah perasaan yang menganggap benar sendiri, sedangkan kutuk sebagai perang antaragama.” – Media Indonesia
Ulasan
Belum ada ulasan.