Deskripsi
Filsafat kontemporer tengah dilanda krisis. Hegemoni pascamodernisme selama nyaris setengah abad kian memudar hari-hari ini. Ungkapan-ungkapan seperti ‘tak ada sesuatupun di luar teks’, ‘realitas hanyalah efek diskursus’, ‘kebenaran hanyalah perkara kekuasaan’ dan ‘pengutamaan pada Sang Liyan’ yang dulu diterima hampir setiap orang tanpa dipertanyakan, kini mulai kehilangan daya analitiknya.
Orang mulai letih dengan repetisi frase-frase semacam itu dan mulai mempertanyakan kembali segala yang dulu diyakini begitu saja sebagai ‘iman pascamodern’. Muncul filsuf-filsuf seperti Alain Badiou, Slavoj Žižek dan Quentin Meillassoux yang menggugat dogma-dogma dasar filsafat pascamodern. Badai perdebatanpun mengiringi proses tumbangnya hegemoni pascamodern. Buku ini hadir tidak untuk meratapi tumbangnya hegemoni setengah abad itu, melainkan untuk memahami mengapa keruntuhan ini tak terelakkan. Sebagai sebuah karya polemik, buku ini memuat kritik sistematik atas filsafat kontemporer dalam berbagai variannya, mulai dari dekonstruksionisme Derrida, fenomenologi Husserl, pascamarxisme Laclau-Mouffe dan otonomisme Negri-Hardt.
Kita akan mempelajari bagaimana filsafat kontemporer mengandung kontradiksi yang tak terpecahkan olehnya sendiri. Kontradiksi itu menunjukkan kebuntuan pascamodernisme sekaligus kemestian bagi pelampauannya. Buku ini berargumen bahwa materialisme dialektis adalah satu-satunya solusi logis atas kontradiksi internal filsafat kontemporer. Pelampauan atas krisis filsafat kontemporer hanya dimungkinkan melalui rehabilitasi materialisme dialektis atau filsafat Marxisme. Dengan demikian, terbukalah suatu zaman baru dalam sejarah filsafat kontemporer.
Berat | 450 g |
---|---|
Penerbit | Resist Book |
Penulis | Martin Suryajaya |
Kertas | HVS |
Halaman | xvi + 377 halaman |
Dimensi | 14 x 21 cm |
Ulasan
Belum ada ulasan.