Deskripsi
Di era modern, statistik dianggap sebagai bahasa objektivitas. Angka-angka dipersepsikan netral, bebas dari bias, dan berdiri di atas pijakan metodologis yang kokoh. Namun, sejarah panjang ekonomi politik dunia justru menunjukkan sebaliknya: statistik adalah arena pertarungan ideologi, alat legitimasi kebijakan, bahkan medium propaganda. Dalam konteks ini, pengukuran kemiskinan menjadi salah satu contoh paling nyata bagaimana angka bisa dibentuk untuk menyamarkan kenyataan yang sesungguhnya.
Buku Kebohongan Kemakmuran Global karya Seth Donnelly berupaya untuk menguliti kepalsuan di balik angka statistik. Donnelly memaparkan bagaimana institusi keuangan global, khususnya Bank Dunia, membingkai ulang kemiskinan ekstrem sedemikian rupa sehingga dunia tampak lebih makmur daripada yang sebenarnya. Bagi pembaca Indonesia, kritik ini terasa relevan, sebab fenomena serupa terjadi di negeri ini: garis kemiskinan resmi pemerintah, meski dihasilkan melalui metode yang terdengar ilmiah, kerap kali terlalu rendah sehingga menghapus jutaan orang yang sesungguhnya hidup dalam kemiskinan dari laporan resmi pemerintah.