Deskripsi
Pada usia lima tahun ia menemukan
tahilalat di alis ibunya,
terlindung bulu-bulu hitam lembut,
seperti cinta yang betah berjaga
di tempat yang tak diketahui mata.
Kadang tahilalat itu memancarkan cahaya
selagi si ibu lelap tidurnya.
Dengan girang ia mengecupnya:
“Selamat malam, kunang-kunangku.”
Ketika ia beranjak remaja
dan beban hidup bertambah berat saja,
tahilalat itu hijrah ke tengkuk ibunya,
tertutup rambut yang mulai layu,
seperti doa yang merapalkan diri
di tempat yang hanya diketahui hati.
Ulasan
Belum ada ulasan.