Deskripsi
Menghidupkan kembali sosok Soe Hok-gie… dengan penerbitan buku ini tentu diwarnai maksud mengangkat ke permukaan sosok teladan. […] Di tengah krisis rasa keadilan, hilang nya rasa malu dan gencarnya sema ngat menggugat hukum saat ini, sosok Soe Hokgie pantas ditampilkan. (Jakob Oetama— Pemimpin Umum Harian Kompas )
Pada tahun 1968 tak lama setelah Soeharto secara resmi dipilih MPRS sebagai presiden…[Gie] kembali menggalang kekuatan mahasiswa dan alumni untuk memprotes… melalui siaran Radio Universitas Indonesia. Old habits die hard! (Budiarto Shambazy— Ketua Iluni UI dan wartawan senior)
Gie melibatkan sejarah bangsanya dalam pergulatan pemikiran pribadi. Pada saat yang sama, kekagumannya pada alam dan ilmu pengetahuan, serta pada orangorang yang mencintai alam dalam berbagai ekspresinya, seperti peneliti, politikus, penulis, bahkan pembuat fi lm, di rangkainya dengan menarik. (Riri Riza—sutradara dan penulis skenario fi lm) Soe Hok-gie juga memberikan perhatian kepada nasib kebebasan pers yang berada di bawah bayang-bayang kekuasaan. Ia berharap pers juga bisa ikut berjihad melawan korupsi dan ketidakadilan. Dalam pandangannya, bila pers disensor maka kehidupan masyarakat kecil akan kian memburuk. (Stanley JA Prasetyo — komisioner pada Komnas HAM dan wartawan senior)
Ulasan
Belum ada ulasan.