Deskripsi
Ini dongeng tentang Sabdo Palon. Yang akan mendongeng Petruk. Panakawan itu akan ngalor-ngidul tentang sosok spiritual yang ditunggu-tunggu kemunculannya di Tanah Jawa ini. Kenapa saat ramai-ramai pemilihan presiden dan pemilihan legislatif ini Petruk malah ngeLantur bersastra tutur tentang abdi setia raja terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V, itu? Ya, embuh. Wong kakaknya, Gareng, ataupun adiknya, Bagong, saja sama-sama tak tahu persis alasan si empunya sahibulhikayat.
“Pada 2030, saat Nusantara tidak jadi bubar, nama Jalan Anyer—Panarukan di-Lukir2 dengan nama baru: Jalan Sabdo Palon,” terawang Petruk pada suatu malam berkabut. Kepul-kepul asap ubi Cilembu rebus berkemelut dan berpadu dengan kabut. Selamat membaca dan berbahagialah….
Penerbit | : | Bentang |
Penulis | : | Sujiwo Tejo |
Halaman | : | 251 |
Kertas | : | bookpaper |
Dimensi | : | 14 x 21 Cm |
Bahasa | : | Indonesia |
Cover | : | Soft |
Ulasan
Belum ada ulasan.