Deskripsi
“Quentin Meillassoux adalah dentuman besar termutakhir dalam filsafat Kontinental. Ia mau menjebol perayaan suam-suam kuku filsafat Kontinental kontemporer atas matinya realisme dan materialisme. Kehadiran buku ini memperkarakan terobosan Meillassoux itu melalui kerangka psikoanalisis Lacanian. Kita bisa berdebat panjang tentang kesimpulannya. Akan tetapi, usaha Yosie dalam mengambil posisi pijak yang mandiri—dan merisikokan diri demi posisi pijak itu itu—wajib kita hargai. Filsafat di Indonesia kurang maju bukan karena kita tak punya bahan bacaan, tetapi karena kita gampang berpuas-diri menjadi pembebek filsuf besar dan berkubang nyaman dalam kultur fanboy filosofis—tanpa ambisi untuk menggagas yang baru, tanpa usaha untuk bereksperimen, tanpa keberanian untuk merisikokan diri. Di sini, Yosie tampil sebagai pengecualian. Buku ini merupakan rekaman dari usahanya untuk berfilsafat secara mandiri. Dan filsafat di Indonesia berutang padanya untuk keberanian itu.”
— Martin Suryajaya, penulis buku-buku filsafat.
“Di tengah semua hiruk-pikuk kebaruan dan kekinian yang muncul dari konstruksi filosofis yang diargumentasikan oleh Yosie, problem pengetahuan yang digeluti Yosie pada dasarnya bukanlah sesuatu baru. Problem ini sudah mengada sejauh keberadaan disiplin filsafat itu sendiri yakni pertanyaan mengenai, “bagaimana kebenaran dapat dipikirkan sekaligus dimunculkan dalam pikiran?”
Ulasan
Belum ada ulasan.