Deskripsi
Menurut Belanda, praktik kekerasan ini juga harus dipahami dalam konteks muslihat perang yang lepas kendali dari pihak Indonesia. Dengan alibi itu, maka perbuatan-perbuatan kekerasan berlebihan seperti pembantaian, penyiksaan, pembakaran, dan penjarahan hanya dipandang sebagai pengecualian semata. Hal ihwal ini tidaklah terjadi secara sistematis.
Namun, sejarawan Swiss-Belanda Remy Limpach dalam buku ini sukses melakukan pembuktian terbalik. Penelitian ini semula dilakukan untuk penulisan disertasinya yang diterbitkan pada 2016. Limpach mendedahkan bahwa militer Belanda di Indonesia tidak melakukan tindakan kekerasan ekstrem yang insidental, melainkan aksi kekerasan ekstrem yang struktural. Dari buku yang cemerlang ini terbukti, bahwa laku kekerasan ini digunakan oleh koalisi-koalisi yang terkelindan antara para pelaku militer dan sipil dari berbagai jenjang pangkat. Ulah kekerasan eksesif yang disetujui oleh elite militer yang masabodoh, juga bukanlah fenomena kebetulan, tetapi sudah meresap dalam warna warni mentalitas struktural dan budaya yang mendorong terjadinya perilaku kekerasan dari angkatan bersenjata Belanda.
Ulasan
Belum ada ulasan.