Deskripsi
William Morris, seorang seniman, penulis, dan aktivis sosialis, menyampaikan gagasan bahwa seni mengalami kehancuran di bawah sistem kapitalisme. Dalam pandangannya, kapitalisme menciptakan pembagian kerja yang ekstrem, memisahkan seniman dari pekerja dan menghilangkan elemen kreatif dalam produksi. Sistem ini memprioritaskan efisiensi dan keuntungan daripada kualitas estetika dan nilai manusiawi. Morris percaya bahwa seni sejati hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang menghargai kerja sebagai bentuk ekspresi diri, bukan sekadar alat untuk menghasilkan laba.
Buku ini merupakan kritik Morris terhadap kapitalisme yang telah merendahkan seni menjadi komoditas yang hanya dapat diakses oleh kelas kaya. Ia melihat seni sebagai kebutuhan universal, bukan sebagai kemewahan elit. Dalam masyarakat yang adil dan egaliter, menurut Morris, seni akan kembali menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, diciptakan oleh dan untuk semua orang. Buku “Kehancuran Seni di Baawah Kapitalisme” tidak hanya mengupas dampak destruktif kapitalisme terhadap seni, tetapi juga mengajukan visi alternatif agar seni kembali menjadi milik semua orang, dan pekerja seni menjadi tidak tereksploitasi dan teralienasi. Dengan relevansi yang tetap kuat dalam konteks modern, buku ini adalah bacaan penting bagi siapa saja yang peduli pada hubungan antara seni, masyarakat, dan keadilan sosial.
Ulasan
Belum ada ulasan.