Deskripsi
Ada dua hal yang dapat dipandang sebagai kelemahan setiap perjuangan umat Islam. Khususnya yang terjadi di Indonesia.
Pertama, sifat perjuangan itu seringkali sekadar “reaksi” terhadap problem-problem aktual, baik yang bersifat ekstern, yang berupa membanjirnya arus moral popular dan sistem nilai sekuleristik maupun bersifat internal, yakni kemiskinan, kebodohan, stagnasi dan bid’ah. Karena itu, moddel pergerakan Islam yang terjadi di Indonesia khusunya, masih dalam ruang lingkup fiqh, purifikasi (anti bid’ah), politik atau bahkan sekadar membangkitkan tradisi-tradisi ulama klasik. Pergerakan Islam di Indonesia, tidak pernah menawarkan suatu gagasan besar berkenaan dengan persepsi dasar kehidupan manusia.
Kedua, tidak satu pun pergerakan Islam di Indonesia yang memberikan perhatian secara serius dalam “kerangka pelahiran” ilmu pengetahuan yang diderivasikan dari ajaran-ajaran Islam. Karena itu, meskipun setiap pergerakan (organisasi) memiliki kader dan lembaga pendidikan, seperti pesantren, sekolah, perguruan tinggi dan lembaga pengkajian, tetapi medi transformasinya belum sepenuhnya mencerminkan ilmu pengetahuan Islam. Tak pelak lagi, kader-kader yang mengemban amanat perjuangan pun, sering kali kehilangan visi dan orientasi dasar perjuangan organisasi itu sendiri.
Ulasan
Belum ada ulasan.