Deskripsi
Peluru, kamu panas dan membawa kematian, tetapi bukankah kamu abdiku yang setia? Tanah hitam, kamu kelak menjadi selimutku, tetapi dengan kudaku? Maut, kamu dingin, tetapi akulah tuanmu. Bumi akan merebut jasadku, dan surga menjemput jiwaku.
Saat itu tahun 1852 dan Hadji Murat adalah satu pemimpin Muslim yang disegani dan menjadi momok bagi tentara Rusia. Ketika ia menyerahkan orang-orang Rusia sangat bergembira dapat menaklukkan musuh sengitnya. Atau mereka itu telah sedemikian naifnya sehingga mempersilakan seorang agen ganda berada di tengah-tengah mereka?
Karena datang dari dua kultur yang berbeda seperti itu, ternyata tidak mungkin bagi seseorang untuk menerka-nerka pihak lain. Dengan serangkaian potret pertentangan yang tajam, dari Hadji Murat yang seperti siluman di Pegunungan Chechnya, hingga Tsar Rusia yang tambun dan canggung di istana Rusia yang ter-Eropa-kan, cerita Tolstoy adalah komentar yang cerdas dan luar biasa tentang hubungan politis saat perang. Hadji Murat adalah fiksi terakhir karya Tolstoy yang diterbitkan tahun 1912, tahun setelah kematiannya. Namun begitu, gambarannya yang murung tentang konflik antar dua kebudayaan yang terpolarisasikan, dan pertemuan dahsyat mereka, bergema luar biasa dan tak terduga pada peristiwa-peristiwa zaman kini.
Leo Tolstoy (1828-1910) adalah empu sastra realis, salah satu penulis besar dunia. Sangat terkenal berkat novel epiknya Perang dan Damai dan Anna Karenina, di mana ia mendedahkan secara piawai problem sosial, politik, dan tradisi masyarakat Rusia.
Pandangan-pandangannya menghadapkan banyak karyanya pada berbagai larangan, dan akhirnya pengucilan dari Gereja Ortodoks. Kini reputasinya telah pulih dan diakui sebagai salah satu pemikir yang brilian sepanjang zaman.
Ulasan
Belum ada ulasan.