Deskripsi
Buku ini sesungguhnyaterdorong oleh kenyataan sosial, ekonomi dan politik yang dirasakan oleh kita semua, Kita melihat tidak sedikit orang dengan seenaknya mengeruk harta dan membelanjakannya sesuai selera mereka meskipun jelas-jelas mencederai rasa keadilan serta bertolak belakang dengan semangat kebersamaan dan kesetaraan sosial, Dari sini kemudian timbul banyak pertanyaan, apakah orangorang miskin tidak punya hak atau bagian tertentu dalam harta orang kaya? Benarkah kemiskinan sudah merupakan suratan takdir bagi orang-orang miskin? Benarkah mereka miskin karena malas, tidak kreatif dan tidak punya etos kerja? Tidak adakah pemikiran bahwa orang-orang menjadi miskin karena sebagian saudara kita memanfaatkan kemiskinan untuk memperkaya diri, mereka miskin karena kita sudah bersama-sama mengeksploitasi mereka?
Pengentasan kemiskinan setidaknya menghajatkan dua peranti yang saling mendukung satu sama lain, dan berhubungan secara sinergis. Dua peranti ini bersifat atas bawah: pertama, dari atas (struktural); keharusan adanya struktur sosial-ekonomi serta kebijakan politik yang berpihak kepada kaum ekonomi lemah, Kedua, dari bawah (kultural); keharusan adanya reorientasi mendasar pada pola pikir keagamaan (teologi) yang sementara ini dianut oleh masyarakat, terkhusus mereka yang hidupnya akrab dengan kemiskinan, Dalam hal ini, diperlukan teologi baru yang dapat mengembalikan nilai-nilai revolusioner Islam.
Ulasan
Belum ada ulasan.