Deskripsi
Kematian perempuan itu sama sekali tak menghentikan cintanya, sebaliknya cinta itu semakin menjadi-jadi. Setelah menjadi bangkai, tiba-tiba perempuan itu menjadi setengah dewa, dan ia semakin memujanya. Ia menghabiskan tiga malam penuh insomnia, dimana setelah bertahun-tahun ia menangis begitu menyedihkan dan berdoa dengan serampangan agar Tuhan mengembalikan perempuan itu ke dunia, dengan cara apa pun.
Ia tahu itu tak mungkin, kecuali akan menjadi teror bagi orang yang hidup, tapi ia bersikeras, perempuan itu bisa hidup kembali didorong olehnya cintanya yang meluap-lupa. Ia memimpikannya dalam tidur-tidur yang sejenak, dan membayangkannya di waktu-waktu terjaga yang menyiksa. Kadang-kadang ia berharap perempuan itu muncul di sudut kamarnya, tak peduli yang muncul adalah hantu.
Menurut Seno Gumira Ajidarma, kita pantas meletakkan harapan atas masa depan sastra Indonesia kepada para penulis muda seperti Eka Kurniawan. Sebuah pernyataan perlu diuji dan penuh tanggung jawab, yang tentu saja tidak sekadar diucapkan untuk kepentingan publikasi semata. Dan Anda bisa jadi setuju dengan pernyataan tersebut setelah Anda membaca Cinta Tak Ada mati dan Cerita-cerita lain, karya Eka Kurniawan.
Setiap cerita dalam kumpulan ini ditulis Eka dengan semangat pencanggihan yang tinggi, yang pada masa lalu merupakan ruang kosong dalam sastra Indonesia. Sekali lagi, publikasi ini tidak akan berisi sinopsis atau ringkasan karena akan menghilangkan kejutan dan membuat cerita-cerita Eka menjadi tidak asyik lagi. Membaca Eka Kurniawan dengan sempurna adalah dengan membeli bukunya dan mengalami sendiri perjalanan yang penuh teror estetik dari cerita-cerita dalam kumpulan ini.
Ulasan
Belum ada ulasan.