Deskripsi
Sesudah kehilangan Annelies, kehidupan Minke berubah total, menjadi terpuruk. Menulis pun sudah tak mau ia lakukan. Beruntung dorongan kuat dari sang mertua, Nyai Ontosoroh, serta sahabatnya Jean Marais, dia mulai berkeinginan untuk menulis lagi. Persentuhannya dengan tokoh pergerakan dari China, Khouw Ah Soe, membuat dia memiliki kesadaran
Namun apa yang dia tuliskan, kehidupan petani sawah yang terampas hak kepemilikan sawahnya oleh pabrik gula di Tulangan, Sidoarjo ternyata mengakibatkan pertentangan. Di sinilah Minke mulai tergerak untuk memperjuangkan bangsanya sendiri.
`Dengan rendah hati aku mengakui, aku adalah bayi semua bangsa dari segala jaman, yang telah lewat dan yang sekarang. Tempat dan waktu kelahiran, orangtua, memang hanya satu kebetulan, sama sekali bukan sesuatu yang keramat`
Ulasan
Belum ada ulasan.