Resensi Buku

Merevolusi Harapan Manusia di Tengah Dunia Modern yang Tak Manusiawi

Judul: Revolusi Harapan
Penulis: Erich Fromm
Penerbit: IRCiSod
Tahun : Cetakan Pertama, Desember 2019
Tebal : 276 halaman

Harapan merupakan kondisi manusiawi yang dimiliki oleh manusia semenjak dilahirkan di muka bumi. Alasannya adalah manusia diciptakan dengan memiliki hati dan naluri. Kedua komponen tersebut memberikan pembentukan harapan, menciptakan sebuah rasa keinginan oleh setiap orang untuk dapat mencapai harapan tersebut. Bentuk dari harapan ini berbeda-beda bagi setiap individu dan pada akhirnya memunculkan tingkatan harapan dengan bentuk yang berbeda pula. 

Pada hakekatnya harapan manusia berhubungan erat dengan peradaban di mana mereka hidup. Manusia pada zaman berburu, upaya memuaskan harapannya lebih berorientasi untuk mencapai hasil maksimal dari kegiatan mencari binatang buruan. Sementara masyarakat yang hidup ketika zaman berladang, tidak lagi fokus memikirkan cara membuat alat untuk menangkap binatang, melainkan mencari cara agar hasil panennya bisa maksimal. Secara sederhana, harapan bisa dikatakan bersifat fleksibel dan sebagai media untuk membentuk perubahan.

Penjelasan tentang harapan di atas sesuai dengan definisi dari Erich Fromm yang menyatakan bahwa harapan merupakan unsur penentu untuk membawa perubahan sosial ke arah sifat hidup, kesadaran diri, dan akal yang lebih besar (hlm. 21). Erich Fromm melihat dan menganalisis harapan manusia dari tingkatan terkecil sampai terbesar dalam bukunya berjudul Revolusi Harapan. Melalui buku tersebut Fromm membuka sebuah unit analisis mendalam mengenai harapan manusia di zaman modern. 

Dalam bukunya, Fromm memulai dari bagian pemahaman harapan. Baginya harapan bukan sekadar bentuk dari kepasifan yang berakibat sikap manusia hanya sebatas menunggu (halaman 22). Jika manusia terjebak pada harapan pasif, ini akan membuat manusia memiliki rasa tidak percaya diri untuk bisa melakukan sesuatu. Penyebab dari sikap pasif manusia terjadi dari faktor belenggu jeratan sistem yang membatasi ruang pemikiran manusia.

Sehingga, faktor penentu untuk mencapai harapan bagi manusia adalah memiliki keimanan. Keimanan di sini diartikan sebagai keyakinan yang belum terbukti. Apabila dapat dipahami secara benar tentang pemahaman keimanan, maka akan membuat manusia menjadi makhluk tersadar mengenai masalah hidupnya,  tetapi faktanya dapat dilihat masih banyak manusia berada pada lintas keimanan yang salah. Mereka tidak bisa melihat perbedaan antara keimanan rasional dan irasional. Jika manusia terjebak pada keimanan irasional, maka akan membentuk karakter individu yang hanya berharap secara pasif.  (halaman 33). 

Sebenarnya harapan pasif merupakan kriteria yang dibentuk agar manusia nyaman berada dalam lingkaran kehampaan. Wawasan manusia mulai diburamkan demi menghentikan bentuk perlawanan. Kalkulasi senyatanya saat ini adalah makna harapan hanya berada pada tatanan di bawah kesadaran. Sehingga, banyak orang tidak sadar jika kehidupannya telah didikte.

Kondisi ini dapat berdampak fatal, membuat mulai masuknya proses hegemoni terhadap manusia yang tidak mempunyai dominasi. Hal tersebut tentu sudah melenceng dari faktor untuk mencapai sebuah harapan. Karena, bagi manusia, harapan dapat terbentuk ketika ia memiliki nilai yang bebas. Melalui kebebasan itulah maka harapan dapat dicapai.

Kemudian, dampak lain dari harapan pasif akan membuat manusia tunduk pada objek yang membuat mereka diperbudak secara halus. Fenomena ini banyak dijumpai pada era persaingan kapitalis, dapat dilihat para pekerja merasa nyaman dalam hubungan dengan pemimpin mereka, terutama dalam memperdaya alam sadar tenaga kerja hingga menjadi lemah. Bagi Erich Fromm setiap saat keberadaan menghadapkan kita pada pilihan antara kematian atau kebangkitan (hlm. 38). Kebangkitan akan selalu hadir, jika kelemahan manusia ditingkatkan menjadi hasrat penguatan.

Buku-buku dari Erich Fromm, dapat dipesan DI SINI

Tidak berhenti  disitu saja, muncul pertanyaan di benak kita, mengapa bisa di era modern dengan segala macam kemajuan teknologi dapat membuat manusia menjadi lebih pasif ? Menurut pemikiran Fromm, manusia modern terjebak pada konsep ketamakan, ia hanya sekadar melihat dari segi kuantitas tanpa memperhatikan kualitas terberinya. Akibatnya manusia hanya menjadi konsumen dengan membuka mulutnya secara terus-menerus tanpa bisa berpikir panjang.  

Banyak kasus dapat disaksikan ketika masyarakat modern memiliki selera hidup secara seragam dalam hal konsumsi. Ini diakibatkan dari sistem kapitalis yang mencoba untuk mendongkrak produknya ke masyarakat secara menarik melalui media iklan. Hingga akhirnya kebutuhan manusia yang seragam akan membentuk individu yang tamak. Sehingga masyarakat sekarang tidak dapat membedakan antara kebutuhan pokok dan kebutuhan pendukung.

Menurut Fromm hal ini dapat terjadi karena dua faktor. Pertama, imajinasi dari setiap individu akan dibuat pincang oleh patologi psikis. Kepincangan ini berdampak pada pemikiran menjadi mati, sehingga ketika akal mati akan memberikan kekosongan dalam kehidupan sehari–hari. Kedua, individu terjebak pada metode keefektifan, nilai efektif ini digunakan metode yang keliru untuk dijalankan manusia (hlm. 66).Nilai efektif ini tak lain adalah bentukan dari sistem kapitalis yang berfungsi untuk semakin meraup keuntungan semata. Contoh yang bisa kita ambil, harapan manusia dibentuk untuk memiliki handphone agar memudahkan proses komunikasi. Namun, nyatanya di balik itu semua ada usaha untuk memberikan keuntungan terhadap perusahaan handphone.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana manusia dapat keluar dari permasalahan tersebut? Melalui buku Revolusi Harapan, Fromm menyajikan jawaban atas dilema manusia yang tidak disadarinya ini. Cara yang dipakai dengan menyadari kepemilikan identitas diri. Identitas diri harus dipahami secara sadar bahwa aku adalah aku sebagai pusat struktur terorganisir dan aktif secara potensial (halaman 141). Keinginan manusia sering kali menemui kegagalan ketika memasuki tahapan awal, karena diri sendiri bukan memahami tentang pemahaman dirinya, melainkan beradaptasi dengan sistem kebrutalan dunia modern. 

Langkah selanjutnya ketika seseorang sudah bisa membentuk kesadarannya secara utuh maka pola berpikir harus diubah dari sebelumnya hanya sebatas rasa ingin tahu menjadi tahapan lebih tinggi yaitu “Minat”. Di saat seseorang hanya berhenti pada rasa ingin tahu, maka ia hanya berangan-angan tanpa adanya suatu tindakan. Berbeda dengan minat, menurut Fromm rasa minat akan membawa manusia lebih dalam lagi untuk memberikan pemahaman dalam mencapai perubahan. Cara berpikir seperti itu diharapkan bisa mendobrak kepalsuan dari modernisasi yang telah memberikan harapan palsu. 

Pada dasarnya pemikiran Erich Fromm yang terangkum dalam buku revolusi harapan disajikan untuk memberikan kesadaran tentang kondisi peradaban modern yang sebenarnya terjadi. Melalui kemampuan intelektualnya, ia menyajikan logika berpikir dengan sederhana. Ditambah lagi dengan keahlian Fromm dalam psikologi sosial yang dimilikinya, dapat memberikan analisis lebih rinci perihal sikap harapan manusia modern yang terjadi.

Selain itu, keberadaan buku Revolusi Harapan juga memberikan jalan keluar yang dapat manusia lakukan. Namun, Fromm hanya sebatas mengonsep dengan tidak memaksakan tentang apa yang dipikirkannya untuk diikuti secara utuh. Alasan dari pandangan Fromm tersebut, disebabkan oleh manusia terlahir dengan kebebasan untuk bertindak dari apa yang dipahaminya. Bukti itu disajikan dengan menyatakan, “Saya tidak perlu meyakinkan pembaca untuk menyajikan sebuah rencana  yang akan menunjukkan bagaimana mencapai akhir dari semuanya, karena hal ini tidak bisa dilakukan dengan buku singkat ini, melainkan melakukan sebuah telaah  dengan lebih luas.”  (hlm. 159).

_________________
Akbar Mawlana
Mahasiswa sosiologi Universitas Negeri Surabaya
Penulis berasal dari Desa Lalangon,  Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur

________________________________
Jika
kawan-kawan hendak mengirimkan tulisan untuk dimuat di bukuprogresif.com, silahkan lihat syarat dan ketentuan ini.

Untuk mendapatkan email secara otomatis dari kami jika ada tulisan terbaru di bukuprogresif.com, silahkan masukan email anda di bawah ini dan klik Subscribe/Berlangganan. Setelah itu, kami akan mengirimkan email ke anda (kadang terkirim di menu spam/update) dan silahkan buka dan konfirmasi.

Related posts

Leave a Comment

× Ada yang bisa kami bantu?