Esai

Kisah Cinta antara Marx dan Jenny von Westphalen (Bagian II)

Jenny von Westphalen lahir dan di besarkan di lingkungan keluarga aristokrat atau kaum bangsawan. Perempuan kelahiran 1814 ini, dikenal sebagai perempuan baik di kalangan kaum bangsawan. Sebagai perempuan bangsawan yang terpandang, Jenny diharapkan menikah dengan seorang laki-laki yang sederajat dengannya—sama-sama bangsawan. Namun, sebagai perempuan yang memiliki pemikiran cerdas dan revolusioner, dia tidak sudi terperangkap dalam sudut pandang kaum bangsawan.

Bagi Jenny, kehormatan bagi seorang perempuan bukan diukur dari kebangsawanan dan bukan pula mengikuti pola hidup kaum bangsawan, melainkan keberanian membangun dan merealisasikan pemikiran kritis di ranah praksis. Dia memilih bersanding hidup dengan Marx. Bersama suaminya itu, mereka saling memahami, mempelajari, dan mengikuti perkembangan gerakan sosialisme Prancis, dan gerakan romantisme di Jerman. Tidak hanya Marx yang memberikan dukungan kepada Jenny, tetapi juga ayah kandungnya, Baron Ludwig von Westphalen, seorang pendukung liberalisme dan sosialisme.

Jenny adalah seorang perempuan yang memiliki ketabahan, kesetiaan, dan komitmen yang besar terhadap perjuangan revolusioner kelas proletar. Dia bersama suaminya, Marx, membangun teori revolusioner yang dapat digunakan sebagai senjata melawan kelas kapitalis. Dia dengan sabar dan cermat menerjemahkan, dan menyalin pemikiran serta tulisan-tulisan suaminya yang sulit terbaca. Sama seperti Marx, dia memiliki keyakinan kuat bahwa kelas proletar dapat membebaskan dirinya dari belenggu modal dengan mempersenjatai dirinya dengan kesadaran kritis atau teori revolusioner.

Walaupun Jenny harus menjalani hidup yang penuh dengan kesulitan ekonomi dan ancaman dari penguasa, dia begitu tabah menjalaninya, bahkan semua itu memberikan kekuatan pada dirinya dalam mengorganisasi perjuangan kelas buruh. Dia bersama suaminya melakukan pengorganisasian, dan pendidikan kepada gerakan buruh, menyediakan perlindungan bagi buruh yang sedang mengalami kesulitan karena aktivitas revolusionernya, memberikan pertolongan kepada orang-orang pelarian karena aktivitas politiknya, dan yang paling terpenting adalah membantu suaminya dalam memproduksi karya-karya filsafat dan ekonomi-politik yang dipersembahkannya bagi perjuangan kelas buruh. Jenny mengorbankan semua status kebangsawanannya demi mewujudkan cita-cita bagi terciptanya dunia yang lebih baik bagi masa depan umat manusia.

Marx menikah dengan Jenny pada tahun 1843. Saat itu, usia Marx baru menginjak 24 tahun, sedangkan usia Jenny menginjak 29 tahun. Berbedaan usia antarmereka tidak menjadi masalah bagi keduanya, mereka disatukan oleh cinta, dan kesepakatan untuk menyatukan kekuatan pikiran dan berjuang membebaskan kaum yang tertindas.

Sebelum Marx menikah dengan Jenny, dia bergabung dengan perusahaan media massa—perusahaan koran, Rheinische Zeitung, Köln, yang dimiliki oleh Arnold Ruge. Di perusahaan itu, dia bekerja sebagai editor sekaligus jurnalis. Di usianya yang ke-24 tahun itu, dia telah mampu menghunus pena yang membuat ketakutan para penyandang mahkota di Eropa. Saat itu, Eropa sedang dikuasai oleh sistem kerajaan absolut dan kejam.

Dalam salah satu artikelnya, Debates on the Law on Thefts of Wood, Marx menulis:

Manusia harus mematahkan ranting-ranting pohon yang masih keras dan segar apabila mereka ingin mendapatkan ranting-ranting pohon sebagai bahan bakar untuk menghangatkan diri di musim dingin dan memasak berbagai makanan. Namun, tindakan itu tidak mereka lakukan. Mereka hanya mengumpulkan ranting-ranting yang kering, yang sudah jatuh dengan sendirinya ke tanah tanpa mereka harus mematahkannya dari pohon. Mereka hanya mengumpulkan batang dan ranting kayu yang telah mati. Mereka hanya mengumpulkan sampah.

Kalian mempersetankan perbedaan mematahkan ranting-ranting pohon yang masih keras dan segar dari pohonnya dengan mengumpulkan sampah. Kalian menganggapnya kedua tindakan tersebut sebagai pencurian, dan kalian menghukum mereka dengan sama berat, dan bengisnya.

Montesquieu membedakan korupsi ke dalam dua jenis. Jenis pertama, saat rakyat tidak mematuhi hukum. Jenis kedua, ketika hukum mengorupsi rakyat.

Kalian telah menghancurkan perbedaan antara mencuri dan memungut. Kalian salah kalau menganggap hukuman ditegakkan untuk memberantas tindakan kriminal. Rakyat tidak merasa melakukan tindakan kriminal karena memang mereka tidak melakukan tindakan yang kalian tuduhkan.

Saat rakyat mendapatkan hukuman dari kalian, rakyat menyalakan api dendam yang berkobar-kobar. Kalian seharusnya gemetar ketakutan karena rakyat akan membalas dendam kepada kalian.[1]

Artikel-artikel yang ditulis Marx begitu tajam dan keras sehingga membuat penguasa di negaranya marah. Tidak jarang juga Marx mengolok-olok penguasa sehingga tidak hanya membuat merah telinga penguasa, tetapi juga membuat penguasa semakin uring-uringan dan meledak kemarahannya.

Bukan hanya raja Prusia yang merasa tersinggung dengan kekurangajaran Marx, melainkan juga raja dari Rusia, Tsar Nikolas juga merasa tersinggung dengan kecaman anti-Rusia Marx dalam sebuah artikel. Tsar Rusia meminta raja Prusia-Jerman mengusir Marx dari Prusia.

Marx tidak takut diusir dari tanah kelahirnya, yang dia takutkan hanya satu, kehilangan kekasih yang dia cintai. Oleh karena itu, sebelum dia meninggalkan Prusia, dia memantapkan diri untuk menikah dengan Jenny von Westphalen. Akhirnya, Marx pun menikah dengan Jenny von Westphalen pada musim panas, Juni 1843.

Sebelum Marx dan Jenny pergi meninggalkan Jerman dan pindah ke Paris-Prancis, mereka menyempatkan diri berbulan madu di Prusia, resor pemandian Kreuznach. Di tempat yang romantis itu, mereka berbulan madu—memadu cinta. Mereka sering terlihat berjalan-jalan di pinggir pantai, bergandengan tangan, berpelukan dengan mesra, dan berdiskusi tentang sastra, filsafat, dan perjuangan kelas. Sebelum mereka tidur di malam hari dengan saling memeluk mereka saling bercerita tentang buku yang telah mereka baca. Tidak jarang juga, setelah mereka bercinta, Jenny menanyakan kepada Marx apakah Marx telah menyelesaikan sebuah tulisan? Bulan madu yang mereka jalin adalah adonan antara percintaan dan pergulatan dengan buku-buku bacaan.

Di resor Kreuznach, Marx sering kali mengurung diri dalam kamar kerjanya, membaca dan menulis dengan menggebu-gebu. Bersamaan dengan itu, Jenny menenggelamkan diri memeriksa tulisan-tulisan Marx, dan menuliskan kembali tulisan-tulisan tangan Marx yang sulit terbaca. Jika dia juga mengalami kesulitan, dia akan menanyakannya kepada Marx. Tidak jarang juga, Marx mengecup kening Jenny karena telah menulis kembali tulisan-tulisannya yang sulit terbaca sambil mengucapkan, “Terima kasih sayang karena telah memperkuat dan memperhebat cinta di antara kita”.

Saat Jenny bertemu dengan Engels, dan Engels berkata padanya, “Kamu memang benar-benar seorang perempuan yang luar biasa, Frau Marx”. Jenny menolak dipanggil sebagai Frau yang artinya nyonya bangsawan, dan dia menegaskan kalau dia lebih nyaman dipanggil dengan nama Jenny.

Ya, Jenny. Kamu benar-benar mengagumkan. Kamu bisa saja mempunyai kehidupan yang mewah dan santai, kamu bisa saja bersanding dengan laki-laki bangsawan, dan hidup dengan dikelilingi banyak pelayan, tetapi kau memilih hidup bersama Marx,” lanjut Engels.

Jenny menanggapi, “Aku hanya menyelamatkan diri dari kebosanan. Kebebasan dan cinta membutuhkan pemberontakan! Pemberontakan melawan kemapanan, dan tatanan dunia lama. Itu, yang kuyakini.”


[1] Lihat: Roul  Peck, The Young Karl Marx, sebuah film dokumenter biografi Karl Marx yang dibintangi oleh August Diehl sebagai Karl Marx, Vicky Krieps sebagai Jenny von Westphalen, dan Stefan Konarske sebagai Friedrich Engels. Film ini dipublikasikan pada tahun 2017.

Untuk membaca kisah cinta Marx dengan Jenny bagian I, dapat disimak di sini: klik ini.

_________________________
Ismantoro Dwi Yuwono
Redaktur di Penerbit Red Books, sebuah penerbitan yang fokus pada buku-buku kritis dan progresif dan anggota Landless (Labor and Class Struggle Studies).

________________________________
Jika
kawan-kawan hendak mengirimkan tulisan untuk dimuat di bukuprogresif.com, silahkan lihat syarat dan ketentuan ini.

Untuk mendapatkan email secara otomatis dari kami jika ada tulisan terbaru di bukuprogresif.com, silahkan masukan email anda di bawah ini dan klik Berlangganan. Setelah itu, kami akan mengirimkan email ke anda (kadang masuk di spam atau update) dan silahkan buka kemudian konfirmasi.

Related posts

Leave a Comment

× Ada yang bisa kami bantu?