Resensi Buku

Menelisik Kehidupan Seksual Masyarakat Jawa pada Awal Abad ke-20

“Obat koewat minjak Hindhie. . .Djika orang laki-laki lama hawa napsoenya kepada prempoean kaloe memake ini minjak lantas tambah hawa napsoenya…” (hlm. 68) Politik liberal dan masuknya kapitalisme di Jawa pada awal abad ke-20 tidak memakmurkan masyarakat secara keseluruhan. Kesejahteraan yang tidak dapat dinikmati oleh kalangan tertentu berdampak pada gejolak sosial. Oleh karena terdesak secara ekonomi, ada yang menjadi pencuri, pelacur, serta banyak keluarga pribumi yang mempunyai anak perempuan—secara tidak langsung—menjualnya kepada laki-laki Belanda untuk dijadikan gundik atau nyai. Bentuk perilaku dan prostitusi di Nusantara meningkat drastis sejak abad ke-19,…

Read More
Resensi Buku

Kekuatan Kelas Pekerja: Yang Telah dan Akan Mengubah Dunia

Dalam demonstrasi menentang Omnibus Law Cipta Kerja, timbul banyak pertanyaan dalam benak masyarakat. Mengapa mahasiswa dan pelajar demonstrasi menentang hal yang mengatur soal tenaga kerja? Mengapa pengangguran ikut berdemonstrasi? Sebenarnya siapa yang dimaksud sebagai kelas pekerja? Mengapa perjuangan kelas pekerja amat penting bagi masyarakat? Buku yang berjudul Dapatkah Kelas Pekerja Mengubah Dunia? ini mampu memberi pemahaman secara tidak langsung mengenai gerakan menentang Omnibus Law. Michael Yates, penulis buku, menguraikan gerakan kelas pekerja dengan mendasarkan pada suatu pertanyaan besar yang menjadi judul buku ini. Di sini, Yates menguraikan tentang gerakan kelas…

Read More
Resensi Buku

Membaca Rusia dan Kompleksitasnya dalam Revolusi Oktober 1917

Inilah revolusi yang membuktikan bahwa kelas buruh dan tani bukan hanya bisa menggulingkan pemerintah autokratik, tetapi juga bisa membentuk pemerintahan sendiri dalam rupa gambarnya. (hlm. 2) Pengalaman kelam pada tahun 1905 yang berakhir dengan kegagalan, segera menyadarkan kaum buruh dan tani agar mempelajari kesalahannya—guna di kemudian hari tidak terulang kembali kegagalan tersebut. Keinginan mengatur ulang strategi dan taktik serta implementasi perjuangan, merestorasi pondasi yang sempat runtuh, membangun ulang arah juang pergerakan, dan mengokohkan teori revolusioner demi terciptanya sebuah gerakan yang juga revolusioner; mereka upayakan hal tersebut dengan semaksimal mungkin.   Pemberontakan…

Read More
Esai

Pendidikan sebagai Alat Hegemoni Penguasa dalam Kerangka Diskursus Sosiologi Pendidikan

Politik dan pendidikan adalah dua elemen yang terlihat berbeda namun tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling mengisi, antara yang satu dengan yang lain. Pendidikan seringkali dipengaruhi oleh politik, begitu pula sebaliknya sistem politik yang ada dapat mempengaruhi jalannya pendidikan. Pendidikan dan politik tidak dapat dipisahkan, seperti halnya ketika Plato menggambarkan hubungan antara politik dan pendidikan. Plato menjelaskan bahwa setiap budaya terus berupaya mempertahankan kontrol atas pendidikan di tangan kelompok-kelompok elite yang secara terus menerus menguasai politik, ekonomi, agama, dan pendidikan (Sirozi, 2005:7). Artinya bahwa dunia pendidikan tidak bisa lepas dari politik,…

Read More
Esai

Genosida Intelektual (Intellectualcide): Pemberangusan Ideologi dan Kaum Kiri di Kampus Indonesia Pasca September 1965

Gerakan kontra-revolusi (Tragedi 1965) yang telah memukul mundur kesadaran dan kapasitas rakyat untuk memperjuangkan kehidupan mereka turut menghantam kehidupan kampus-kampus di Indonesia. Kampus sebagai ruang kebebasan akademik tak luput dari pusaran kejahatan kemanusiaan. Civitas akademik di Kampus dari dosen, staf dan mahasiswa banyak yang dipecat, ditangkap dan tidak diketahui nasibnya. Mereka dianggap sebagai kaum kiri yang oleh militer pro-Soeharto dituduh terlibat pada peristiwa 30 September 1965. Peristiwa kejahatan kemanusiaan1965 turut membentuk bangunan dan wajah kampus di Indonesia sekarang ini. Bagaimana tragedi 1965 mengubah wajah kampus di Indonesia (kurikulum, dosen, kebebasan…

Read More
Resensi Buku

Pengiblisan Makna “Penyihir” dan “Gosip” oleh Kekuatan Modal

Kapitalisme kerapkali berteman baik dengan budaya patriarki, tak ayal jika perempuan sekarang terus mengalami peminggiran, dengan menempatkan jenis kelamin lelaki lebih superior dibanding perempuan. Lihat saja saat ini, pengambil keputusan dan kebijakan umumnya diambil oleh laki-laki. Begitu pula dalam agenda kehidupan kemasyarakatan, laki-lakilah yang mendominasi, sementara perempuan terdomestikasi. Oleh budaya patriarki, perempuan ideal digambarkan sebagai perempuan yang patuh kepada suami, menjalankan peran pada pekerjaan domestik, dan melahirkan anak. Kepatuhan dan domestikasi apa benar sebagai takdir perempuan? Dalam hal ini, Silvia Federici seorang feminis sosialis yang berasal dari Italia, melakukan penelitian…

Read More
Resensi Buku

Di Balik Kebohongan bahwa Perempuan Inferior dan Jalan Pembebasan Perempuan

Jarang saya dengar di ruang diskusi bicara ihwal matriarki. Riuh berisik di ruang diskusi kerap hanya menggaungkan perlawanan terhadap patriarki. Sayangnya, masih ada yang menempatkan konsep perlawanan terhadap patriarki sebagai perlawanan antara jenis kelamin perempuan melawan jenis kelamin laki-laki, bukan pada persoalan terkait dominasi. Saya kira, hal inilah yang membuat masih adanya kekeliruan dalam mendefinisikan pembebasan perempuan secara murni. Sehingga, kita akan menjumpai perang antar jenis kelamin yang menggelikan pada linimasa setiap menyinggung domestikasi, dibanding menempatkannya dalam kerangka pertarungan kelas. Beberapa bulan lalu, jagad dunia maya heboh membahas topik “bekal…

Read More
Esai

Rasionalisme Kritis Karl Popper: Sebuah Model Pemikiran Pro-Demokrasi

Totalitarianisme atau pun fasisme kini tidak lagi dianut secara terbuka dan penuh kebanggaan oleh berbagai negara. Totalitarianisme yang identik dengan sentralisasi kebijakan dan pada titik yang paling ekstrim sentralisasi kebenaran tidak lagi dianut oleh pemerintahan di banyak negara. Apalagi bentuk fasisme ala Hitler, seperti yang dianut Jerman pada awal abad 20 [i] yang mendasarkan sumber utama legitimasi pemerintahannya pada ras atau kebangsaan, bahkan menjadikan diri sebagai “master race” yang memiliki hak untuk mengatur orang lain.[ii] Meskipun demikian, tak dapat dinafikan bahwa dewasa ini totalitarianisme muncul dalam wajah yang baru, konkretnya…

Read More
Esai

Pendidikan atau Kepengaturan?: Tinjauan terhadap Visi Link and Match dalam Kerangka Neoliberalisasi Pendidikan di Indonesia

Globalisasi sebagai fenomena yang kerap disebut dimana-mana, baik sebagai ancaman, tantangan, atau bahkan keuntungan, kerap kali didefinisikan secara rancu. Yang kerap menjadi perhatian ketika berbicara tentang globalisasi adalah respon dari masyarakat lokal menghadapi perubahan. Namun Graeber (2002) menunjukkan bahwa ada fakta universal dalam globalisasi yakni the world market (pasar dunia), termasuk di dalamnya adalah neoliberalisme. Dengan melihat globalisasi sebagai bagian dari neoliberalisme, analisis mengenai globalisasi bisa digeser sehingga tidak terbatas pada masalah respon masyarakat lokal, melainkan membicarakan globalisasi sebagai suatu fenomena global utuh yang perlu dikritik. Bentuk analisis mengenai fenomena…

Read More
Resensi Buku

Merevolusi Harapan Manusia di Tengah Dunia Modern yang Tak Manusiawi

Judul: Revolusi HarapanPenulis: Erich FrommPenerbit: IRCiSodTahun : Cetakan Pertama, Desember 2019Tebal : 276 halaman Harapan merupakan kondisi manusiawi yang dimiliki oleh manusia semenjak dilahirkan di muka bumi. Alasannya adalah manusia diciptakan dengan memiliki hati dan naluri. Kedua komponen tersebut memberikan pembentukan harapan, menciptakan sebuah rasa keinginan oleh setiap orang untuk dapat mencapai harapan tersebut. Bentuk dari harapan ini berbeda-beda bagi setiap individu dan pada akhirnya memunculkan tingkatan harapan dengan bentuk yang berbeda pula.  Pada hakekatnya harapan manusia berhubungan erat dengan peradaban di mana mereka hidup. Manusia pada zaman berburu, upaya…

Read More
× Ada yang bisa kami bantu?