PUISI: Menjadi Manusia Seutuhnya
Dengan Menenggak Pil “Berani”
Gemulai
Mereka memanggilnya banci, bencong
Berkawat gigi
Mereka mengatainya korban tren
Berpakaian cerah dan soft bermotif bunga
Mereka menganggapnya memalukan. Aib!
Kala ia bernyanyi sambil menari
Mereka merisaknya tiada henti hingga dipaksa berhenti
Tingkahnya, selalu dinilai salah
Kebenaran hanya milik mereka
Bukan miliknya
Yang ia inginkan
Hanya diberi ruang untuk berekspresi sesuai hati nuraninya
Tapi tetap salah
Yang ia lakukan tetap tidak diterima
Tidak ada tempat untuknya
Tapi kata menyerah, kalah, dan patah, tidak ada dalam dirinya
Malam ini, dia menenggak pil berani
Obat yang telah lama ia racik dan simpan rapat-rapat,
“Mak aku ingin menjadi seorang Transgender. Aku ingin menjadi manusia seutuhnya“
Gns, 3rd August 2019
Jika Kau Benar-Benar Mencintai
Mengucapkan “Aku Mencintaimu” amatlah mudah
Tidak perlu menguras beribu-ribu kalori untuk mengutarakannya
Tapi sadarkah kau jika mengejawantahkanya tidak sesederhana itu?
“Aku mencintaimu” berarti aku menghargaimu
“Aku mencintaimu” berarti aku menghormati hadirmu, dirimu
“Aku mencintaimu” berarti aku tidak akan mengeksploitasimu
“Aku mencintaimu” berarti aku tidak akan mencari keuntungan darimu
“Aku mencintaimu” berarti aku tidak akan pernah menganggapmu barang dagangan
“Aku mencintaimu” berarti aku memandang dan memperlakukanmu setara denganku
“Aku mencintaimu” berarti aku tidak akan memaksakan mimpi-mimpiku atasmu
“Aku mencintaimu” berarti aku memberikanmu ruang dan waktu untuk bergerak, bertumbuh dengan cara dan versi terbaik dirimu
Sebab cinta adalah perhatian aktif pada kehidupan dan pertumbuhan dari apa yang kita cintai.
“Aku mencintaimu” berarti tidak dengan egois dan tidak dengan angkuhnya membanding-bandingkanmu dengan yang lainnya
“Aku mencintaimu” berarti juga aku tidak membiarkan diriku terbakar api cemburu saat melihatmu mekar bahkan jika melampaui dayaku
“Aku mencintaimu” berarti aku tidak akan mengukurmu dengan rupiah atau berkarat-karat emas atau pun berbongkah-bongkah berlian
“Aku mencintaimu” berarti aku mau mendengarmu dan didengarkan olehmu
“Aku mencintaimu” berarti aku akan menjagamu, mencintaimu bukan mengekangmu
“Aku mencintaimu” berarti aku tidak akan melukai perasaan dan merusak mentalmu dengan sepotong lidahku
“Aku mencintaimu” berarti aku tidak akan membiarkan ragamu menderita karena deraan dari pukulan tangan atau tendangan kakiku, atau benda-benda yang dapat membuatmu terluka di dalam dan luar
“Aku mencintaimu” berarti aku menghargai apa adanya dirimu dan akan bersama denganmu tumbuh tanpa saling mencoba mendominasi-menguasai
“Aku mencintaimu” berarti aku ingin dan akan berjuang denganmu
“Aku mencintaimu” berarti aku juga mencintai diriku,
Sebab bagaimana bisa kau kucintai sedangkan diriku sendiri tak mampu ku cintai?
“Aku mencintaimu” berarti aku menemukan diriku di dirimu.
Jika kau benar-benar mencintai,
mencintai anak, orangtua, pasangan, atau mencintai dirimu sendiri, kau bahkan pasti mampu melampaui versi yang bisa ku torehkan.
Hanya jika kau benar-benar mencintai!.
Gns, 28th August 2019
-
Air Kata Kata – SindhunataRp85.000
-
Kepada Wiji Thukul Sehimpun PuisiProduk dengan diskon
Rp62.000Rp52.100 -
Syair-Syair Cinta Abu NuwasProduk dengan diskon
Rp50.000Rp42.000 -
Kepada Penyair AnjingRp25.000
-
Jalaluddin Rumi : Kisah Keajaiban Cinta (Renungan Sufistik Mutiara Diwan-I Syams-I Tabriz)Produk dengan diskon
Rp45.000Rp40.500 -
TahilalatRp68.000
-
Hujan Bulan JuniProduk dengan diskon
Rp90.000Rp81.000 -
Yang Fana adalah Waktu (Free Sajak-sajak untuk Pingkan)Rp75.000
-
Cinta Yang MarahRp59.000
-
Aku Ini Binatang Jalang (Cover Baru)Rp65.000
-
Melihat Api BekerjaProduk dengan diskon
Rp60.000Rp55.000 -
Makrifat Daun Daun MakrifatProduk dengan diskon
Rp50.000Rp45.000
Penari
Di dalam ruang megah bercahaya temaram itu
Seorang gadis kecil menari dengan gaun putih gadingnya
Diiringi lantunan dari piano tua di sudut ruangan
Menari dengan gemulainya mengikuti setiap nada yang ditangkap telinganya
Setiap pasang bola mata yang memandangnya berbinar penuh kekaguman, terpesona!
Satu, dua, tiga, ku langkahkan kakiku mendekati gadis itu
Ingin melihatnya lebih dekat, lebih jelas lagi.
Hingga ku tangkap sejenak bias cahaya nanar di sudut matanya
Semakin penasaran, semakin ku mendekat
Gadis penari itu seakan membaca gerak gerikku
Ia menari menjauhiku,
Menjaga jarak dari pandangan lekat menyelidikku
Tapi aku pantang putus asa
Ku ikuti terus perlahan
Dan ya, ku dapati lagi semburat cahaya nanar itu
Kali ini berpindah di pipinya
Semakin ku ingin tahu,
Cahaya apakah itu?
Seperti kilatan dari bias berlian yang terpapar cahaya
Muncul sesaat, lalu hilang saat ia bergerak lagi
Semakin kuat rasa penasaranku
Tersiksa mencari dan menuntut jawab
Semakin bersemangat pula denting piano dimainkan
Laksana penyemangat dalam misi tiba-tibaku
Hingga dalam sepersekian detik berikutnya
Ku dapati lagi cahaya yang mengkilap itu telah turun hingga ke ujung dagunya
Ku sadari dalam sepersekian detik kemudian, kantung mata miliknya berwarna gelap dan matanya gang jeli membengkak sembab.
Terhenyak,
Cahaya gemerlap itu rupa-rupanya butir-butir air matanya
Gadis kecil yang menari anggun dan indah itu
Yang tengah ditonton penuh kagum dan puja-puji ternyata sedang menangis
Ia menangis dalam tariannya
Setiap gerakan yang ia cipta adalah pertarungan
Meski butir-butir itu terus berjatuhan, tak ia biarkan dirinya jatuh.
Ia terus menari,
Berputar,
Melompat,
Mengikuti alunan denting piano.
Gaun putih gading menjadi muara air matanya
Menyerap setiap bulirnya yang terjatuh dan menyamarkannya.
Ia terus menari, sampai musik kan berhenti mengalun.
Gns, 24th August 2019
______________
Nolinia Zega
Editor di Penerbit Independen
________________________________
Jika kawan-kawan hendak mengirimkan tulisan untuk dimuat di bukuprogresif.com, silahkan lihat syarat dan ketentuan ini.
Untuk mendapatkan email secara otomatis dari kami jika ada tulisan terbaru di bukuprogresif.com, silahkan masukan email anda di bawah ini dan klik Subscribe. Setelah itu, kami akan mengirimkan email ke anda dan silahkan buka dan konfirmasi.