Cerita Pendek

CERPEN: Ling, Perempuan di Kerusuhan Mei

Mei 1998 Kurasakan ada yang janggal ketika aku lewat di depan rumah Mbah Darmin. Hari ini dia tidak di rumah atau juga di pasar. Aku memang sering mampir ke rumahnya, menyempatkan barang sejenak untuk bercengkerama sebelum aku sampai di pasar, karena aku kuli angkut di sana. Biasanya, jika Mbah Darmin tidak di rumahnya, dia pasti telah ada di pasar. Menjajakan barang dagangannya berupa sayuran hasil kebunnya sendiri. Tapi hari ini dia tidak ada di pasar. Kupikir dia pergi ke ladang. Mudah untukku menyimpulkan seperti itu, karena akhir-akhir ini pasar sepi…

Read More
Esai

Multikulturalisme dan Citizenship: Membaca Kerentanan Demokrasi di Indonesia

Orde Baru (Orba) merupakan sebuah era di mana rezim yang berkuasa berusaha mereduksi faktum pluralitas ke dalam sebuah format yang ajek. Teknik mengharmonisasikan suatu realitas yang plural tersebut meninggalkan jejak hitam dalam sejarah yang dalam bahasanya penyair sekaligus budayawan Goenawan Mohammad dipandang sebagai sebuah keteledoran kolektif di mana sejarah selalu dilihat sebagai grup ‘angkatan’[2]. Hubungan mereka hanya dirumuskan sebagai ‘pewarisan’ (positif), atau ‘gap’, ‘jurang pemisah’ (negatif). Ekspresi dalam bentuk sederhana maupun kompleks bercorak ekspansi gerakan primordial ataupun sektarianisme dapat lahir secara intensif dalam kondisi tersebut tanpa mempertimbangkan lagi status falsafah…

Read More
Puisi

PUISI: Martir Perlawanan

Martir Melawan Kazaliman 26 tahun yang lalu, jasadnya ditemukan tak bernyawa. Tubuhnya penuh luka lebam. Dagu, lengan dan pahanya memar dan lecet. Tidak hanya itu, hymen-nya pun robek Darah yang dipaksa tergerus dari tubuhnya pun tidak sedikit jumlahnya. Memilukan. Sungguh tragis dan sadis. Mengoyak-ngoyak hati nurani (bagi yang masih memilikinya). Marsinah. Ya… Namanya Marsinah. Singkat, sesingkat umur nafas melekat di tubuhnya. Meninggal bukan karena sakit penyakit, Atau mungkin kecelakaan saat menyeberang jalan. Bukan! Bukan! Bukan karena itu. Ia meregang nyawa karena melawan. Ia dipaksa menghembuskan nafas terakhirnya karena tidak mau diam,…

Read More
Cerita Pendek

CERPEN: Terusir dari Bumi Tuhan

“Woy, pergi. Jangan tidur di sini!” bentak seorang Satpam. Kemarahannya meluap ketika mendapati Gondo tidur, mendengkur di emperan ruko yang di jaganya. Hujan masih saja mendera. Sore itu, gelap datang lebih cepat ketimbang sore-sore sebelumnya. Padahal masih pukul lima. Gondo menegakkan badan. Pak Satpam, dengan tampang berang berdiri mengawasi. Udara yang dingin membuat Gondo bergerak begitu lamban. Pak Satpam jengkel dibuatnya. Lalu didorongnya Gondo hingga terhuyung, tersungkur di aspal jalanan. Lututnya luka. Badannya basah diserang hujan yang tak berkesudahan. Gondo kembali mencoba bangkit berdiri. Dia berjalan pergi tanpa tahu arah…

Read More
× Ada yang bisa kami bantu?